Bleach XX: Goodbye Me
“Tidak kusangka kau akan menyelamatkan mereka berdua, Aizen Sosuke.” Yhwach tersenyum.
“Mereka adalah aset pentingku untuk mengalahkanmu. Kematian mereka berdua berarti akhir dari tiga dunia ini.” jawab Aizen dengan tenang, menatap Yhwach yang berada di depannya.
“Antithesis dan Tensa Zangetsu,
sungguh merupakan kekuatan yang mengerikan. Aku bahkan sedikit iri dengan
perkembangan kekuatan mereka.” lanjut Aizen. “Ichigo Kurosaki... Kau memang
hasil penelitian terbaikku.”
“Hahaha...! Sungguh rendah dirimu
ini, Aizen Sosuke. Bergantung pada penelitian sendiri setelah dikalahkan
olehnya. Seluruh rencana ribuan tahun yang telah kau jalankan juga hilang
sia-sia olehnya.” Yhwach mengejek Aizen dengan nada angkuh. “Tapi jangan
khawatir, Aizen Sosuke. Kau, Ichigo Kurosaki, dan Ishida Uryu akan jatuh
bersamanya dengan tiga dunia ini, menjadi pijakan bagi dunia yang baru.”
lanjutnya.
“Hado No. 99, Goryu Tenmetsu.”
Para naga besar berwarna ungu keluar dari tanah bersamaan dengan guncangan yang
besar. Ini adalah kekuatan Hado terkuat, Goryu Tenmetsu. Aizen
mengucap Hado terkuat tanpa pujiat-pujiat. Kekuatan Aizen malah semakin membesar
saat di muken, ini akibat dari Hogyoku yang menyatu dengan
tubuhnya.
“Hado... ya? Kau tampak tidak
mengerti tentang ucapanku, Aizen Sosuke.” Yhwach mengangkat tangannya dan
seketika hado musnah dalam sekejap, berubah menjadi abu. “Aku bisa
mengubah masa depan. Aku mengetahui segala serangan milikmu, Aizen. Dan kini
serangan itu tidak dapat melukaiku.” lanjut Yhwach.
Ketika Yhwach
terfokus pada hado milik Aizen, Aizen berdiam-diam membawa Ichigo dan
Ishida ke hadapan Inoue untuk disembuhkan.
“Orihime Inoue, senang bertemu
denganmu kembali. Fokuskan segala energimu untuk memulihkan Kurosaki dan
Ishida. Jangan pedulikan Yhwach, aku yang akan mengurusnya.” ucap Aizen.
Inoue terkejut
melihat kondisi Ichigo dan Ishida yang sangat terluka dan kelelahan.
“Ba-bagaimana dengan Yhwach?” tanya Inoue.
“Jangan pedulikan Yhwach. Sudah
kubilang biar aku yang mengurusnya. Tujuanmu hanyalah menyembuhkan kembali Ichigo
dan Ishida untuk kembali bertarung, hanya mereka satu-satunya harapan untuk
melawannya.” jelas Aizen.
“Hahaha! Biar dirimu yang
mengurusku? Dengan cara apa kau akan melakukan hal itu, Aizen Sosuke.” Suara
Yhwach tetiba terdengar dengan jelas. Padahal Aizen telah lari jauh dari
hadapan Yhwach.
*SRETT*
“!?” Seketika Aizen tertusuk oleh pedang Yhwach dari belakang.”
“Jangan membuatku tertawa, Aizen
Sosuke!” Yhwach muncul dari belakang Aizen melintasi ruang dengan instan. Aizen
spontan menjauh untuk tidak melibatkan Inoue dalam pertarungannya.
“Hado No. 90, Kurohitsugi.” Kotak
hitam besar terbentuk mengelilingi Yhwach dan menjebak dirinya di dalam. Aizen
tau Inoue sudah tidak dalam jangkauan Kurohitsugi-nya.
Kurohitsugi secara tiba-tiba
terpecah. Dalam sekejap pula segala sisa dari kurohitsugi diserap oleh
Yhwach dan menjadi kekuatannya. “Semua usahamu ini sia-sia, Aizen Sosuke.”
“Sungguh sangat melelahkan
melawanmu, Yhwach.” ucap Aizen.
“Kekuatanku adalah yang mutlak.
Marilah, Aizen Sosuke. Masih ada waktu bagi kita untuk menyatukan dunia tanpa
adanya rasa takut.” jelas Yhwach.
“Dunia tanpa rasa takutmu itu tidak
memiliki arti apapun. Maaf tapi kurasa aku lebih suka untuk tinggal bersama
para shinigami saat ini.” jawab Aizen.
Yhwach tersenyum. “Baiklah. Kurasa
ini adalah akhir dari perjanjian kita dan keangkuhanmu.”
“Almighty mungkin benar dapat
dinetralisasi oleh Tensa Zangetsu yang baru dan Antithesis milik
Ishida. Namun ketika mereka berdua telah usai aku tangani, aku bisa dengan
mudah menghabisi peperangan rendahan ini.” ucap Yhwach. “Sangat disayangkan,
Aizen Sosuke. Dirimu telat untuk datang dan membantu Ichigo dalam pertarungan.
Tapi hal ini lah yang telah kulihat di masa depan, semua kematian kalian!”
Yhwach mengangkat tangannya ke arah
Aizen. “Selamat tinggal dunia lama.”
*SRETT*
Aizen terbelah dua
oleh reiatsu yang dihempaskan Yhwach dan terjatuh di tanah berdarah
tanpa henti. Dia tidak lagi beregenerasi. Inilah kekuatan Almighty yang
sesungguhnya, mematikan semua kekuatan lawan.
Yhwach
kemudian membendung dan memusatkan kekuatannya. Reiatsu-reiatsunya
berkumpul dari bawah tanah dan dari udara. Mengitari Yhwach dan menutupi Soul
Society. Dunia menjadi gelap dan kelam ditutupi kekuatan maha besar Yhwach,
tidak lagi ada harapan bagi dunia setelah terbelahnya Aizen.
Inoue
hanya bisa tersungkur dan jatuh berlutut melihat gelapnya dunia. Dia tidak bisa
melakukan apa-apa. “Kurosaki... Kurosaki!!!”
*CTASS* Kaca pecah bermunculan di
sekitar Yhwach.
“Mangetsuga Tensho!” Tebasan reiatsu
terluncur ke arah Yhwach dengan sangat cepat tanpa ada waktu bagi Yhwach untuk
menghindar.
*JEBRET* Yhwach terkena tebasan dan
terbelah dua.
“A-apa yang terja-ddi!?” Yhwach
terkaget dan terkejut. Dia sudah yakin bahwa Ichigo dan Ishida tidak dapat
bertarung lagi. Meskipun disembuhkan Inoue, kekuatan mereka tidak akan pulih
cepat.
“ISHIDA!” teriak Ichigo.
“Aku tau.” Ishida menggunakan hirenkyaku
berpindah ke depan Yhwach, telah bersiap untuk menyerang. “Licht Regen Platzen!” Jutaan panah
dengan intensitas reiatsu besar ditembakkan ke arah Yhwach, melubangi
banyak tubuh Yhwach yang telah terbelah oleh serangan Ichigo sebelumnya.
“Kyoka Suigetsu. Kau tidak
lupa akan kekuatanku kan, Yhwach.” Aizen muncul di hadapan Yhwach tanpa luka.
“Yang barusan kau belah hanyalah replika diriku yang kubuat melalui Kyoka
Suigetsu, begitu juga dengan waktu penyembuhan Kurosaki dan Ishida, aku
melepaskan Kyoka Suigetsu sesaat aku datang disini.”
“A-aizen... Beraninya kalian...!?”
Reiatsu
Yhwach
terpecah dan lenyap seketika bersamanya gelap yang membendungi tiga dunia.
Inoue yang sedang jatuh berlutut mendapati kembali cahaya dan di depan
pandangannya adalah, Ichigo Kurosaki. Ichigo yang selalu datang di saat yang
dia butuhkan berdiri di hadapannya bersama cahaya baru bagi tiga dunia.
“Ku-kurosa—”
“Inoue. Terima kasih telah
menyembuhkanku. Ishida juga tertolong olehmu.” ucap Ichigo. “Peperangan ini,
aku yang akan menghentikannya.”
Inoue
tersenyum dan bahagia melihat Ichigo yang tidak lagi terluka dan semangat.
Semakin gelap terlihatnya jalan, dia yakin pasti ada cahaya di suatu titiknya.
Seperti
dugaan Ichigo, Ishida, dan Aizen, Yhwach kembali bangkit setelah terserang
telak tadi. Almighty miliknya tak terhenti dan akan terus membangkitkan Yhwach
yang sudah mati.
“Semua usaha kalian sia-sia! AKU
TIDAK BISA DIHENTIKAN! ICHIGO KUROSAKI, ISHIDA URYU!” ucap Yhwach yang tubuhnya
kembali menyatu dan berkepul reiatsu.
“Ishida bersiaplah!”
“Ya!”
*WUSH* Reiatsu berjumlah
besar juga berkumpul pada Ichigo dan Ishida. Mereka berdua berencana untuk
melancarkan serangan lain untuk Yhwach.
“Jika ini tidak berhasil, mungkin
takdir kita memang sampai sini.” ucap Ichigo.
“Jangan berbicara hal yang konyol
seperti itu. Kita akan selalu bisa, Kurosaki. Kita habisi dia dalam serangan
terakhir ini.” jawab Ishida.
“MATILAH!!!” ucap Yhwach dengang jutaan
reiatsu muncul dari tanah, mengguncangnya dengan hebat dan meretakkan
sekitarnya.”
“Aizen...!” sebut Ichigo
*CTASS*
Sekeliling
Yhwach kembali berubah menjadi kaca yang pecah. Ichigo dan Ishida yang
seharusnya mati terkena serangan Yhwach tiba-tiba menghilang dari jangkauan
serangannya.
“AIZEN SOSUKE!!!” geram Yhwach.
*SRETT* Aizen tertusuk oleh reiatsu
Yhwach yang tiba-tiba muncul dari dalam tanah, melubangi tubuhnya.
“Sisanya... tak kusangka aku akan
mengatakan ini, Kurosaki Ichigo.” Aizen jatuh tergeletak dengan luka berlubang
di dadanya.
“Horn of Salvation!” Tanduk
Ichigo kembali muncul menandakan dia sudah bisa mengendalikan kekuatan quincynya
dengan baik. Dengan tanduk horn of salvation pula kekuatan Ichigo
mencapai pada tingkatan akhirnya bersama dengan tensa zangetsu.
Ichigo
kemudian melesat ke arah Yhwach dengan pedang besarnya yang menyimpan tenaga getsugatensho
untuk serangan selanjutnya. “Getsuga Tensho!” Pedang Ichigo bertabrakan
dengan reiatsu Yhwach yang menggumpal berat. Namun dengan dorongan
tambahan Ichigo menebas penuh pertahanan Yhwach, menyisakan Yhwach yang mencoba
menahan Ichigo hanya dengan tangannya.
Dengan
tiba-tiba, Yhwach menerima luka berlubang di dada. Membuat dirinya terkejut dan
melepaskan pertahanannya.
(Ini... Antithesis...)
“WOAAAAAARHGG!”
Ichigo
berhasil menebas Yhwach yang sedang lengah karena antithesis. Dengan
memutar tangannya Ichigo kembali mencoba membelah Yhwach dengan serangan getsuga
yang lain.
“Getsuga...!”
Sebelum
Ichigo berhasil membelah Yhwach, dia terlebih dahulu mengikat tangan Ichigo
dengan reiatsu miliknya dan memutuskan pergelangannya.
“Kurosaki!” Ishida berusaha
menggunakan antithesis namun pandangannya terhalangi oleh reiatsu milik
Yhwach. “Sial! Licht Regen!” Jutaan panah kecil muncul dan mencoba untuk
menembus reiatsu Yhwach, namun disayangkan reiatsu milik Yhwach
semakin lama semakin pekat dan tebal. Bahkan dengan platzen, reiatsu Yhwach
yang memekat ini tidak akan bisa ditembus.
(Kenapa semakin lama reiatsu
miliknya semakin memekat! Licht Regen tidak akan menembus reiatsu yang
seperti ini lagi!) pikirnya.
Masih
ada keberadaan tangan kiri, Ichigo berusaha untuk mengambil pedangnya yang
menancap dan mencoba kembali membelah Yhwach. “Getsuga—”
Tangan
kiri Ichigo juga berhasil dipotong oleh Yhwach. Jaraknya yang terlalu
berhadapan dengan Yhwach membuat Ichigo mudah untuk diserang. Pergerakan reiatsu
milik Yhwach juga semakin lama semakin cepat dari biasanya.
Ichigo
berhasil dicekik oleh Yhwach melalui reiatsunya. Tanpa adanya tangan
lagi, Ichigo tidak bisa melepas semua gumpalan-gumpalan reiatsu Yhwach
yang menyelimuti dirinya.
“Segala sesuatu yang menjadi
milikku, akan kembali kepadaku.” ucap Yhwach yang berusaha untuk menyerap
seluruh kekuatan Ichigo.
“AAAARGGH!” Kekuatan Ichigo diserap.
Perlahan bentuk horn of salvationnya memudar menjadi bentuk ke semula.
“Ti-tidak akan kubiarkan...!” Seketika Blut Vene Anhaben teraktivasi dan
melawan balik serapan kekuatan Yhwach. Urat-urat yang menyerap Ichigo
dipatahkan oleh Blut Vene, Ichigo juga berhasil menyerap balik sebagian
kekuatan Yhwach.
“Blut Vene Anhaben...! Tidak
mungkin dalam waktu sesingkat ini!” ucap Yhwach terkejut.
Ichigo
yang berhasil mundur mendapatkan kembali bentuk horn of salvation miliknya.
Dalam wujud ini selain tambahan kekuatan yang besar, Ichigo juga mendapatkan
regenerasi tingkat tinggi. Dengan begitu kedua tangannya kembali tumbuh
bersamaan dengan pedangnya yang telah ia bawa kembali.
Terlihat
Ishida yang sedang dikerubungi oleh reiatsu Yhwach, Ichigo langsung lari
ke arahnya untuk membantunya. “ISHIDA...!” teriaknya.
“J-jangan hiraukan aku, Kurosaki!
Pikirkan cara lain untuk mengalahkannya...!” ucap Ishida yang tidak lagi
menahan dekapan reiatsu yang tebal milik Yhwach.
“Koten Zanshun! Aku
menolaknya...!” Gumpalan reiatsu berhasil dihempaskan. Inoue lah yang
telah menyelamatkan Ishida. “Ayame, Shun’o. Saten Kisshun! Aku
menolaknya...” Inoue menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan luka Ishida
yang barusan terkena serangan reiatsu Yhwach.
“T-terima kasih... Inoue.” ucap
Ishida.
“Tidak apa. Hanya ini yang bisa aku
lakukan untuk kalian. Aizen juga... sudah aku sembuhkan.” jawab Inoue.
“Syukur lah. Untuk saat ini, kita
bersama hanya punya satu musuh bersama.” lanjut Ishida. “Aku tidak apa,
Ichigo!” teriak Ishida memanggil Ichigo.
Ichigo
yang telah melihat Inoue menyembuhkan Ishida kemudian berbalik dan lanjut
mencari celah Yhwach.
“Kurasa sudah cukup waktu
bermain-mainnya. Aku sudah cukup puas meliat perkembangan kekuatan kalian.
Namun, semua ini tidak akan terasa sama lagi.” ucap Yhwach.
“Getsuga Tensho!”
*ZUSSH* Percobaan Ichigo menebas Yhwach lagi-lagi tertahan oleh reiatsu milik Yhwach.
(Reiatsu ini, berbeda dengan yang sebelumnya...) pikirnya.
“Terasa bukan oleh dirimu, Kurosaki Ichigo. Aku... bertambah kuat.” ucap Yhwach.
*JEBRETT* Ichigo terhempas jauh akibat adu reiatsu getsugatensho dengan Yhwach barusan.
“Serangan kalian, tidak lagi ada
yang bisa mengenaiku.” ucap Yhwach.
“KUROSAKI!” teriak Ishida melihat
Ichigo terpental jauh.
Yhwach
kemudian mengangkat tangannya dan mengeluarkan reiatsu dari
jari-jarinya. “Sankt Zwinger, adalah nama teknik quincy yang
digunakan untuk bertahan dan menyerang. Jarang bagi quincy untuk
memperoleh pengetahuan mengenai sankt zwinger, hanya Royd dan diriku
seorang. Tetapi dengan kekuatan baru ini, akan kuciptakan sesuatu yang pantas
bagi dunia runtuh.” jelas Yhwach.
“Ini adalah akhir bagi kalian, para
makhluk yang akan berdiri di bawah kakiku, sang Tuhan.” Reiatsu yang
dijatuhkan Yhwach membentuk lingkaran besar yang menjangkau hingga satu Soul
Society bahkan hingga Soul Palace dimana banyak kapten yang masih
berada disana. “Sankt Ziel.”
*WUSHH* Terbentuk sebuah altar
menyerupai Sankt Zwinger namun berwarna hitam sesuai dengan reiatsu milik
Yhwach. Serangan ini dinamakan Sankt Ziel. Sankt Ziel adalah versi akhir
dari Zwinger yang menambahkan daya serang dan daya lingkup serangan.
Siapapun yang berada di jangkauan Sankt Ziel akan terkena serangan
tusukan fatal yang tidak dapat dihindari. Tusukan ini terasa bagaikan jutaan
mata pedang yang langsung mengenai bagian fatal musuh.
*SRETT* Inoue dan Ishida terkena
tusukan Ziel di bagian dada dan kepala, begitu juga dengan Aizen.
“I-INOUE! ISHIDA!” teriak Ichigo
yang melihat mereka tertusuk Ziel.
“Mereka tidak lagi mendengarmu,
Kurosaki Ichigo. Mereka telah mati, begitu juga dengan seluruh orang yang
berada di Soul Society.” ucap Yhwach.
“YHWACH...! YHWAAAAAAACH!!!” Amarah
Ichigo memuncak. Melihat temannya yang mati di depan kedua matanya, dia tidak
tahan. Beribu cara dia tekan rasa kepastian akan temannya yang mati, namun
kenyataan selalu menghampiri.
“Kau kalah... Kurosaki Ichigo.”
*SRETT* Ziel menusuk dada dan
kepala Ichigo.
Hujan
turun di Soul Society.
Ichigo
semakin melahan, amarah yang meluap-luap miliknya hilang dalam sekejap. Dia
tidak bisa berbicara, juga tidak bisa melihat jelas detik ke detiknya. Nafasnya
berhenti, detak jantungnya melemah. Apakah ini akhir yang jelas baginya dan
seluruh umat manusia? Tidak ada satupun orang yang terlihat hidup setelah Sankt
Ziel dilepaskan Yhwach.
Para
kapten, wakil kapten, para bangku shinigami. Sado, Byakuya, Ishida,
Inoue, Rukia, Renji, bahkan Urahara, tidak terasa lagi hidup dan bernafas.
Apakah ini benar-benar akhirnya? Ichigo kemudian terjatuh dengan mata terbuka,
mengalami kematian.
(Aku... tidak ingin mati...) ucap
Ichigo dalam hati. (Berikan aku... kesempatan untuk... menyelamatkan mereka...)
Waktu
tiba-tiba berhenti. Segerombolan reiatsu Yhwach yang selalu bergerak sekarang
membeku diam.
“Mereka telah mati, Kurosaki
Ichigo.” terdengar suara familiar dari kejauhan. Muncul sosok lain dari diri
Yhwach, menampilkan seorang Yhwach yang masih muda pada seribu tahun yang lalu.
(Yh—yhwach...)
“Bicaralah, Ichigo. Kau bisa
berbicara.”
“K-kau... apa kau Yhwach...?” ucap Ichigo berusaha untuk berbicara dengan jelas.
“Kau seharusnya sudah mengenali diriku sedari dulu, Ichigo.”
Ichigo
kemudian menyadari sosok itu. Dia adalah Zangetsu, manifestasi shikai
Ichigo. Seketika semua bayangan masa lalu terlintas di pikiran Ichigo, semua
masa lalu perjuangan dalam mempertahankan apa yang Ichigo perjuangkan.
“Z-zangetsu...? Tetapi bukankah kau—”
“Bangun, Ichigo. Kau ingin
menyelematkan temanmu, bukan?”
Ichigo
terkejut mendengar perkataan Zangetsu. Matanya kembali penuh dengan harapan
demi menyelamatkan teman-temannya dan juga dunianya.
“Tetapi kali ini, kau benar-benar
akan kehilangan semua milikmu. Tidak lagi ada akar, dan jiwa mu akan terkunci
dari segala potensi kekuatan yang ada di dunia ini.” jelas Zangetsu. “Dan
lagi-lagi, kau akan merasakan ketidakmampuan dirimu, sama seperti saat pertama
kali dirimu kehilangan kekuata—"
“Zangetsu.” Ichigo menyelak
perkataan Zangetsu. “Kau seharusnya sudah tau jawabanku.” Ichigo berdiri.
“Kau benar.” jawab Zangetsu. “Kalau
begitu akan kujelaskan, kekuatan terkuat yang sebenarnya dari quincy!”
Terbentuk
retakan besar di sekitar. Waktu yang berhenti kemudian terpecah
berkeping-keping dan kembali berjalan seperti biasa. Para reiatsu Yhwach
kembali berjalan, begitu juga dengan dirinya.
“Ini adalah akhir bagi kalian, para
makhluk yang akan berdiri di bawah kakiku, sang Tuhan.” ucap Yhwach sembari reiatsunya
yang menggumpal menutup seluruh Soul Society dan Soul Palace perlahan.
*SREETT* Perut Yhwach terlubangi
oleh panah tajam berkecepatan tinggi. “Gg—aahh! Pa—panah apa ini...?”
Muncul dihadapan Yhwach dari asap-asap yang menyebar, Ichigo yang berbeda dari yang pernah ia liat sebelumnya. Berambut panjang dengan sayap reishi di pundak kanannya. Ichigo juga memegang sebuah panah besar yang mirip seperti panah quincy.
“W—wujud itu...?” Ishida yang tengah berbaring melihat Ichigo yang masih berdiri dengan wujud barunya. Terkejut, juga Ishida merasakan kekuatan spiritual yang familiar. “Mungkinkah ini... Letzt Stil...?
Zangetsu
sebelumnya membincangkan kekuatan Letzt Stil dengan Ichigo. Kekuatan ini
memberikan penggunanya kemampuan penuh dalam pengendalian reishi dengan
kompensasi akar kekuatannya yang akan hilang, tanpa ada cara lain untuk
memulihkannya.
Ichigo
bingung. Dia pernah ingat Ishida menggunakan Letzt Stil saat di Soul
Society, namun sampai saat ini kekuatannya masih ada. “Lalu dengan Ishida...
Mengapa dia tidak kehilangan kekuatan akarnya?” tanyanya.
“Ishida menggunakan Sanrei Glove sebagai
perantara. Sanrei Glove digunakan sebagai akar yang akan hilang,
menggantikan akar kekuatan quincy Ishida.” Zangetsu terus melanjutkan
penjelasannya bahwa kekuatan Letzt Stil dari Sanrei Glove hanya
sekitaran sepuluh persen dari kekuatan Letzt Stil yang sebenarnya.
Kekuatan Letzt Stil yang asli akan menumbalkan akar kekuatan quincy pengguna.
Tindakan tersebut dilarang untuk dilakukan karena hampir punahnya bangsa quincy
pada saat itu. Dengan begitu, para quincy berevolusi dengan Vollstandig,
memberikan kekuatan lebih tanpa konsekuensi, walaupun Vollstandig masih
setengah dari kekuatan Letzt Stil yang asli.
“Namun Ichigo, ingatlah bahwa
kekuatan Letzt Stil tidak terletak pada daya serangnya yang tinggi,
tetapi pada konsentrasi penyerapan reishi-nya. Gunakan reiatsu Yhwach
untuk membentuk panah, serang dia.” ucap Zangetsu. Dia terlihat sangat sedih,
menyadari bahwa selamanya akan berpisah dengan Ichigo. “Dengan begitu Ichigo,
tugasku sudah berakhir. Terima kasih atas segalanya, Kurosaki Ichigo. Jika
dengan cara ini aku bisa memberhentikan hujan di duniamu, aku akan selalu
senantiasa membantumu.”
*WUUSHH* Ichigo kembali menyerap reiatsu
Yhwach untuk membentuk panahnya. Terlihat saat membidik, sayap reishi
Ichigo membesar. Sayap reishi ini membantu menahan tekanan reiatsu besar
milik Yhwach.
“Terima kasih... Zangetsu.”
*SREETT* Panah Ichigo kembali
menusuk bagian tubuh Yhwach.
“G—ggahh! Aku tidak bisa menggunakan
Almighty untuk menghentikan panah ini...!” Perisai reiatsu yang disediakan
Yhwach terpenetrasi dengan mudah, panah Ichigo juga menembus blut vene Yhwach.
“Semua yang kusentuh... ADALAH MILIKKU!” Yhwach menyentuh panah dan berusaha
untuk menyerap reiatsu-nya.
“Reiatsu itu bukan lagi
milikmu, Yhwach.”
“CTASSS* Panah Ichigo terpecah.
Yhwach yang sudah percaya diri kemudian tersenyum, tanpa mengetahui reiatsu panah
tadi masih berkeliaran dan membendung Yhwach. *DUAARR* Reiatsu yang
membendungi Yhwach meledak. Ledakan ini juga memicu reiatsu milik Yhwach
ikut meledak dan melukai Yhwach sendiri.
“Ini... bukan apa-apa...! Kurosaki
Ichigo!!!” Bulatan besar melindungi Yhwach dari ledakan yang tiada henti tadi.
Dari bentuk dan kegunaannya yang mengembalikan reiatsu pengguna, bulatan
ini adalah Blut Vene Anhaben. “Meskipun Almighty bisa kau hentikan, tapi
tidak dengan kekuatanku sebagai quincy!” Yhwach membentuk pedang reishi
dan maju ke arah Ichigo yang tertutup asap.
Yhwach
menembusnya, memperlihatkan Ichigo yang sedang membidik panah terbesarnya.
“Getsuga...!” Ichigo menarik busurnya
dengan kuat.
“Tidak akan kubiarkan!” Yhwach mengayunkan pedangnya.
*BWUUSH* Anak panah dilayangkan Ichigo. Saking kuatnya anak panah yang ditembakkan, busur panah milik Ichigo pecah berkeping-keping, tak bisa digunakan kembali. Ichigo juga terlempar jauh akibat tekanan anak panah yang sangat kuat barusan.
*CTASSS* Anak panah Ichigo dengan
pedang reishi Yhwach beradu keras. “Sungguh ironis, Kurosaki Ichigo!!!
Menggunakan kekuatanku untuk membunuhku!” Yhwach mengerahkan seluruh tenaganya
untuk menahan anak panah terakhir Ichigo.
Ichigo
melesat ke arah Yhwach, memegang anak panah dan menggunakannya sebagai pedang
melawan Yhwach. “UUWWOOOOOGHH!!!” teriaknya.
Terasa
reiatsu Ichigo yang sedang beradu dengan Yhwach, menembakkan gelombang
besar ke seluruh Soul Society. Reiatsu quincy besar Ichigo yang berwarna
biru beradu dengan reiatsu Yhwach yang berwarna hitam pekat. Ishida
berlindung pada Santen Kesshun milik Inoue dan Aizen bertahan
menggunakan Danku.
“Reiatsu gila macam apa
ini!?” ucap Ishida.
“Kurosaki Ichigo... perkembanganmu
sungguh memukau. Aku hanya bisa membayangkan kekuatanmu yang akan terus
meningkat, walaupun nantinya hanya sebatas shinigami dan hollow.”
ucap Aizen.
Sayap
reishi Ichigo semakin lama memudar. Fokus Ichigo antara menyerang dan
manipulasi reishi terpecah, konsentrasinya hilang karena tekanan besar
dari reiatsu Yhwach. “HAHAHA!!! Pada akhirnya kau hanyalah makhluk yang
takut akan keberadaan Tuhan, Kuoraski Ichigo.” ejek Yhwach.
*CTASS* Sayap reishi Ichigo
hancur, menandakan bentuk Letzt Stil-nya yang tidak dapat bertahan lagi.
“Kau kalah, Kurosaki Ichigo.” Reiatsu Yhwach membendung Ichigo dan
dirinya. Yhwach berencana untuk membunuh Ichigo dengan reiatsu-nya yang
pekat.
“Belum!!!” Reiatsu Yhwach
diserap Ichigo. Yhwach terkejut melihat reiatsu-nya diserap Ichigo. Dia
tidak menyangka bahwa Ichigo masih memiliki kekuatan untuk menyerap reishi
sekitarnya.
“I—itu!? Bentuk asli Letzt Stil!?”
Ishida terkejut melihat Ichigo yang kembali berubah bentuk. Ternyata reishi besar
Yhwach yang menjadi pemicu perubahan Letzt Stil ke bentuk yang paling
maksimal. Ichigo dengan jubah panjangnya, persis seperti bankai miliknya yang
dulu, Tensa Zangetsu. Namun kali ini, jubah itu berwarna putih.
Anak
panah Ichigo berubah menjadi pedang panjang. Lagi-lagi persis seperti tensa
zangetsu yang dulu namun berwarna putih.
Yhwach
masih belum mengalah, raut wajahnya semakin kesal. “Sampai kapan kau akan terus
berubah, Ichigo! Perubahanmu tidak akan merubah apapun!!!” ucapnya.
“Kau... Tidak memiliki hak untuk
menentukan itu!!!” jawab Ichigo sambil mendorong jauh Yhwach dari hadapannya.
“Inoue!!!” ucapnya meminta bantuan untuk menyingkirkan reiatsu Yhwach
yang akan datang nantinya.
“Baik...!” Inoue kemudian berlari
mengikuti Ichigo yang sedang di atas langit mengejar Yhwach. Dia kemudian
melayangkan Shiten Koshun, jurus yang telah ia kembangkan menjadi dapat
dilemparkan untuk membantu temannya di medan perang.
Shiten
Koshun Inoue
memantulkan banyak sekali reiatsu Yhwach yang datang menghampiri Ichigo,
membantu Ichigo dalam menerobos masuk ke dalam pertahanan Yhwach. “Tsubaki,
Baigon, Chou Koten Zanshun!!!” Tsubaki dan Baigon dari Shun Shun Rikka
Inoue terbang ke langit bersama Ichigo, membentuk sebuah bulatan yang kemudian
menembakkan laser berjalan besar, mirip seperti Cero. “Teirma
kasih banyak, Inoue!” ucap Ichigo yang tertolong banyak oleh Inoue.
Pertahanan Yhwach hancur lebur, namun Yhwach telah menduga ini. Tangannya menghadap ke depan dan siap untuk mengeluarkan jurus lain. “Sankt Zi—”
“Rikujokoro.”
*SETTT* Yhwach tertusuk enam bilah
cahaya. Aizen menghentikan Sankt Ziel milik Yhwach dan berupaya membantu
Ichigo menerobos masuk. “Aizen... Tidak ada henti-hentinya dirimu...!!!” Rikujokoro
dihancurkan Yhwach. Dengan Almighty yang kembali aktif, mudah baginya untuk
memecahkan serangan Aizen.
“Aizen... Dirimu sudah kalah.”
*SRETT* Yhwach berpindah dan menusuk Aizen dari belakang dengan pedang reishi
miliknya.
“Kau tidak berpindah, Yhwach. Kita
tepat di depan Ichigo dan aku memegangmu.” Aizen kemudian menunjuk Yhwach dan
memunculkan Rikujokoro, membuat Yhwach tidak dapat bergerak. “Teknik
bunuh diri, Aizen? Aku tidak menyangka seputus-asa ini kau untuk melawanku.”
ucap Yhwach. “Bunuh diri? Aku tepat di belakangmu—” jawab Aizen.
*WUSSH* Yhwach terkena ilusi kyoka
suigetsu yang membuat dirinya salah persepsi akan posisi dirinya dengan
Aizen. “—dan kau tepat di depan Ichigo.” ucap Aizen.
“Getsuga Tensho!!!” *JEBRETT*
Tebasan getsugatensho berwarna putih Ichigo mengenai Yhwach, membelah dirinya
menjadi dua. “Kerja bagus, Kurosaki Ichigo.” ucap Aizen. Ichigo hanya tersenyum
kelelahan. Wajahnya sudah luka dimana-mana, begitu juga dengan tubuhnya.
Jubah letzt stil milik Ichigo lenyap. Ichigo kembali ke bentuk semulanya, shihakusho berwarna hitam dengan pedang besar. Energinya habis, dia tidak lagi kuat untuk bertarung sama sekali. Aizen mengangkatnya dan menurunkannya dari langit. Reiatsu Yhwach telah hilang, begitu juga dengan tubuhnya. Hanya sisa-sisa bagian tubuhnya yang kecil. Aizen dengan aman kemudian turun bersama Ichigo, meminta Inoue untuk menyembuhkannya.
“Ichigo—!” “Kurosaki!!!” Ishida dan Inoue berlari menghampiri dirinya yang terlelap. Tidak lama untuk Inoue menyembuhkan Ichigo dengan Shun Shun Rikka. Begitu juga dengan Aizen dan Ishida yang sudah bisa beristirahat dengan tenang.
“Apa... Yhwach sudah mati dengan
begini?” tanya Ishida. “Mungkin saja, atau mungkin tidak. Aku merasakan ada
yang janggal dari kematiannya barusan.” jawab Aizen dengan ragu. “Apa maksudmu
dengan kejanggalan itu? Apa ada sesuatu yang salah?” tanya Ishida lagi. Aizen
tidak ingin menjawab. Ia kemudian melihat ke langit tempat dirinya dan Ichigo
bertarung dengan Yhwach. “Reiatsu quincy milik Ichigo tidak hilang.
Selain itu...” ucap Aizen.
*DUMMM* Getaran besar lagi-lagi
muncul di tempat mereka berempat sedang beristirahat. “Sokatsui” *WUSHH*
Inoue yang sedang menyembuhkan Ichigo terpental jauh karena hado yang
ditembakkan kepadanya. Ishida yang melihat kejadian itu kemudian marah dan
mengekik kerah Aizen. “APA YANG KAU LAKUKAN!?” ucapnya. “Kita harus menjauh
dari Kurosaki, sekarang.”
*DUAARRR* Muncul reiatsu Yhwach
keluar dari tubuh Ichigo. Ichigo yang sedan terlelap terbangun begitu saja, dia
merasakan rasa sakit yang luar biasa dari keluarnya reiatsu Yhwach yang
muncul dari tubuhnya. “UAAAAAGGHHHH!!!” Ichigo berteriak kencang.
“A—augh...” Inoue tersadarkan diri
hanya untuk melihat Ichigo yang sedang kesakitan hingga berteriak kencang.
“KUROSAKI...!!!” Dia berlari, mengeluarkan Shun Shun Rikka miliknya untuk
menolong Ichigo yang tengah kesakitan. “Inoue, mundur!!!” teriak Ishida. “Bakudo
No. 81, Danku.” *BWUSHH* Muncul barier Danku menghalangi Inoue dari
berjalan lebih maju ke arah Ichigo.
“HAHAHAHHA...! KALIAN MAKHLUK
RENDAHAN. TIDAK AKAN PERNAH BISA UNTUK MENGHABISIKU...!!!” terdengar suara
Yhwach datang dari reiatsu dalam tubuh Ichigo. Ichigo hanya bisa teriak
akan rasa sakit yang terdapat dikarenakan reiatsu besar yang keluar dari
tubuhnya.
Kisuke
Urahara menyadari reiatsu Ichigo yang semakin lama memudar dan bercampur
dengan reiatsu Yhwach. Begitu juga dengan Sado dan Shinji. Mereka
kemudian bergegas pergi ke portal Soul Society untuk menyelamatkannya. “Kisuke,
mau kemana kau?” tanya Grimmjow. “Benar, Pak Urahara. Dengan luka seperti itu
sebaiknya Pak Urahara berbaring terlebih dahulu.” ucap Nelliel. “Tidakkah
kalian merasakan? Ichigo sedang dalam ambang kematian.” jawab Urahara. Mereka
berdua seketika terkejut. Baru menyadari ada yang aneh pada reiatsu Ichigo.
“Di—dimana dia sekarang!? Si bodoh
tidak bisa mengurus tugasnya sendiri.” ucap Grimmjow. “Dia sedang berada di
Soul Society.” Grimmjow dan Nelliel makin terkejut. Sebuah kemustahilan reiatsu
yang berada di Soul Society akan terasa sampai Soul Palace. Yhwach sendiri
ketika bertarung dengan Ichigo hanya terasa sedikit sekali reiatsu-nya.
Namun kali ini, reiatsu Ichigo terasa sampai Soul Palace, tergabung
dengan reiatsu Yhwach.
“AKU AKAN MENGAMBIL TUBUH INI...
ICHIGO. SEMUA YANG BERASAL AKAN KEMBALI KE YANG BERASAL.” suara Yhwach semakin
terdengar jelas, Ichigo pun semakin kesakitan.
Tubuh
Yhwach samar-samar terbentuk dari gumpalan reiatsu yang keluar dari
tubuh Ichigo. Kebangkitan barunya akan terjadi lagi, dengan kekuatan yang lebih
besar dan reiatsu yang lebih besar. “Terima kasih banyak anakku,
Kurosaki Ichigo.” ucapnya.
*SROTTT* Anak panah menusuk dada
Yhwach. Anak panah ini tidak terlihat seperti anak panah biasa yang terbuat
dari reishi, namun lebih seperti sebuah logam.
“Maaf telah membuatmu menunggu,
Ichigo.” Seseorang muncul ke hadapan Yhwach, seorang Shinigami berjenggot
tipis. Dia adalah Isshin Kurosaki, ayah dari Ichigo. “Kau bukan ayahnya,
Yhwach. Dan aku tidak akan membiarkan dirimu kembali merenggut sesuatu yang
berharga bagiku.”
Anak
panah berbahan logam kemudian bereraksi. Memunculkan wujud fisik Yhwach dan
menetralisir segala kekuatan yang dimilikinya sebagai quincy maupun reio.
“AAUGGH!!!” terka Yhwach. Isshin kemudian menusukkan pedangnya ke tubuh Yhwach,
bersiap untuk menghabisinya. “A—apa ini...!?” tanya Yhwach. “Maaf. Aku tidak
memiliki waktu untuk menjelaskannya kepadamu.”
“Bankai. Gisei: Engetsu.” *WUSHH*
Api menyebar dari pedang Isshin yang menusuk Yhwach hingga ujung rambut Isshin
dan seluruh tubuhnya. “Getsugatensho.” *JEBRETT* Getsugatensho berapi membelah
wujud fisik Yhwach yang kemudian apinya membakar sisa-sisa tubuhnya. “Isshin...
Kurosaki...” Mata reio milik Yhwach memudar, memandangi Isshin yang
terus menatap dirinya, tidak akan pernah lepas sampai Yhwach benar-benar akan
mati. “Tenang saja, Gisei akan menyegel tubuhmu. Reiatsu milikmu
akan mengikat dirimu jauh dari dunia ini. Sebagai bentuk pengorbanan
masing-masing.” ucap Isshin.
Reiatsu Yhwach mengumpul
dan membendung tubuh Yhwach, membentuk sebuah bola berwarna hitam dan
menyegelnya. Isshin kemudian melepas bankai miliknya, terlihat tubuhnya
yang terluka di berbagai bagian tubuh. Pengorbanan yang harus diberikan Isshin
adalah fisik dari tubuhnya, sementara musuh mesti mengorbankan reiatsu mereka.
“Jadi ini inspirasi Urahara Kisuke
dalam membuat kido untuk menyegel diriku saat itu, sungguh mengagumkan,
Isshin Kurosaki.” ucap Aizen terpukau. “Lalu apa anak panah tadi? Aku tebak itu
adalah sisa-sisa dari aushwalen Yhwach, terutama darah non murni. Aku
sebelumnya pernah meneliti tentang Yhwach dan aushwalen miliknya. Darah
non murni beracun baginya jika digunakan sebagai anak panah, benar begitu?”
lanjutnya.
“Aizen...” Isshin menatap Aizen.
“Terima kasih telah membantu anakku dan memilih untuk melindungi dunia ini.”
lanjut Isshin.
Aizen tersenyum sedikit. “Hmph. Aku
hanya tidak ingin diperintah oleh siapapun.” ucapnya.
Inoue kemudian menghampiri Ichigo yang pingsan karena tekanan kebangkitan Yhwach barusan dan mulai menyembuhkannya dengan Soten Kisshun. Sedangkan Ishida ada mendengar suara yang memanggilnya. “Kau masih belum berguna juga, Uryu.” Ayahnya, Ryuken Ishida datang bersama Isshin untuk membantu mengalahkan Yhwach. “Jadi memang benar kalau panah barusan adalah milikmu, Ryuken.” ucap Ishida.
“Hmph. Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan. Pergunakan dirimu, Uryu. Aku sudah lama ingin memberikan panah ini untukmu, tapi kau tidak pernah menjawab panggilanku. Jangan berlagak ingin melawan Yhwach sendirian, kau bukan siapa-siapa.” Ucapan Ryuken membuat Ishida murung dan bersedih. Dia menyadari bahwa dirinya tidak berguna saat melawan Yhwach, dan semua usahanya dalam membunuh Yhwach sendirian gagal total.
“Dengan begitu yang aku maksud
adalah jaga dirimu baik-baik, Uryu Ishida.” Ryuken menepuk kepala Ishida.
Ishida terkejut akan perkataan dan perlakuan ayahnya barusan. Isshin melihatnya
dan ikut tersenyum. “Aku akan pergi lebih dulu Isshin, sampai jumpa—”
“Tu—tunggu! Aku ikut denganmu.”
terka Isshin.
“Bagaimana dengan anakmu?”
“Dia akan baik-baik saja disini.
Sebentar lagi Urahara juga akan menjemputnya.” jawab Isshin. “Lagipula, banyak
hal yang harus kau ceritakan kepadaku, Ryuken.” lanjutnya.
“Hmph. Lakukan terserahmu.” ucap
Ryuken.
“Akan kuserahkan Ichigo padamu, O—orihime Inoue bukan? Kau mirip sekali dengan ibunya. Jaga dia baik-baik.” Inoue yang mendengar perkataan Isshin kemudian tersipu malu, mukanya memerah berat. Isshin kemudian pulang ke dunia manusia bersama Ryuken, mempercayakan Ichigo kepada Inoue dan yang lain.
“Urahara dan yang lain sebentar lagi akan kesini. Untuk Ichigo maupun bola reiatsu Yhwach itu. Aku akan pergi lebih dulu.” ucap Aizen berjalan kembali ke gedung squad 1, tempat Muken. “Aizen. Terima kasih.” Inoue berterima kasih.
Aizen terdiam
sejenak. “Aku yang seharusnya berterima kasih kepada kalian. Kalian
mengagumkan.” Aizen kemudian kembali berjalan ke Muken.
“Ishida... Kita berhasil.”
“Benar, Inoue. Kita berhasil.”
Ichigo terbangun
dari kondisinya perlahan, melihat Inoue dan Ishida yang sudah menunggunya.
“Inoue... Ishida...” ucapnya. “Selamat datang kembali, Ichigo.” ucap Ishida dan
Inoue.
Urahara, Grimmjow,
dan Nelliel datang menghampiri Ichigo, Inoue, dan Ishida yang tengah berbaring
di bebatuan. Menikmati kemenangan pada akhirnya. Urahara kemudian tersenyum dan
menghampiri Ichigo dengan yang lain, menanyakan kabarnya.
Selang beberapa
jam, petapa Ichibe Hyosube datang dari Soul Palace dengan tujuan reiatsu Yhwach
yang telah tersegel. Dengan bola itu, Ichigo jadinya tidak wajib untuk
menggantikan posisi reio, lagipula Ichigo tidak lagi dapat menggantikan
posisi reio, dimana kekuatan quincy miliknya telah hilang ketika
menggunakan letzt stil. Walaupun sebenarnya sedikit masih tersisa
dikarenakan reiatsu Yhwach yang bercampur dengan miliknya barusan.
Waktu terus
berjalan normal semenjak kepergian Yhwach. Para kapten dari Soul Palace telah
kembali dan mulai diobati squad 4. Beberapa peninggalan disedihi oleh
anggota shinigami yang lain, dan sebagainya. Walaupun pada akhirnya
mereka bersyukur kekacauan Yhwach tidak berakhir lebih buruk dari apa yang
telah mereka terima.
Ichigo, Inoue,
Ishida, Sado, dan Urahara kembali ke dunia manusia, berpamitan terlebih dahulu
dengan Rukia dan yang lain setelah sembuh. Mereka semua berterima kasih kepada
Ichigo dan yang lain. Aizen sendiri sudah diurus oleh kepengurusan penjara
bawah tanah Soul Society bersama dengan Kyoraku.
“Kau tidak berpergian dengannya,
Kyoraku?” tanya Aizen.
“Aku punya urusan lain disini.
Lagipula Ichigo tidak akan pergi kemana-mana, bukan?” Kyoraku tertawa. “Aizen.
Aku tau semuanya tentang dirimu yang membantu Ichigo dan temannya dalam melawan
Yhwach. Apa kau mau keringanan dalam masa tahananmu? Aku bisa bernegosiasi
dengan Central 46 untuk membuka mata atau mulutmu di Muken.” Kyoraku
membujuk Aizen.”
“Aku tidak membutuhkan belas
kasihanmu, Kyoraku.” jawab Aizen.
“Sayang sekali. Baiklah, jika itu
maumu. Ohya, ada tamu lain yang ingin mengunjungimu. Jika kau mengizinkan, aku
akan pergi menemui Kurosaki Ichigo sekarang.” Kyoraku pergi untuk menemui
Ichigo.
Terlihat sosok
berambut tajam hitam dengan tato wajah dan 69 di pipinya. Orang itu adalah
Hisagi Shuhei.
Ichigo yang sudah berpamitan
dengan semua orang kemudian kembali ke dunia manusia dengan yang lain. Mengejar
mimpi mereka masing-masing di dunia manusia, dan kembali bersama sebagai suatu
tim nantinya.
Suatu saat nanti
ketika mereka dalam kesulitan, satu dengan yang lain akan membantu dan
menolong. Mereka satu tim, sebuah kelompok manusia yang mengerti akan
sekitarannya. Mereka memiliki kekuatan untuk melindungi, kekuatan untuk menjaga
satu sama lain, dan kekuatan yang dipergunakan untuk kedamaian.
Baik shinigami,
quincy, hollow, atau kelompok ini sekalipun, sama-sama ingin kebebasan
dari dalam diri mereka. Kebebasan seperti selalu bersama dan berinteraksi
dengan orang yang disayangi. Kebebasan seperti dapat melakukan apapun yang
mereka inginkan, ataupun kebebasan seperti bertarung dan menjadi yang terkuat.
Namun dengan segala
perbedaan itu, mereka tetap menempuh perdamaian. Antar raja dan penguasa mereka
menginginkan tidak adanya konflik yang sama seperti dahulu. Mereka menjadi
satu, dalam dunia yang berbeda.
Fin.
“Kekuatan untuk mengembalikan waktu ya, Kurosaki Ichigo. Sungguh mengesankan. Kau memang benar-benar hasil penelitian terhebatku.” ucap Aizen.
Komentar